Sunday, July 28, 2019



DALAM DIAM


Mengapa tak berbicara kala kesempatan itu ada
Mengapa tak menyapa ketika jarak tersedia
Mungkinkah.. kita sedang dijaga
Dari rasa yang tak semestinya
Atau memang kita tak tertakdir bersama

Dalam diamku
Dalam doaku
Ku memohon izin telah lancang menyebut namamu
Nama yang tak pernah berani kuucapkan kepada siapapun
Karena kuingin nama itu keluar ketika
Janji suci selesai diikrarkan
Namun apa benar aku terbaik untukmu?
Apa benar kau terpilih untukku?

Karenanya ku tak berani mendahului
Takdir Penciptaku
Karena kau masih menjadi sesuatu yang tak pasti

Mengapa kau singgah tanpa berucap sapa?
Bukan, itu bukan salahmu. Salahku memang.
Karena memilih diam.
Tapi..
Memang apa yang bisa kulakukan selain diam?
Tidak tahu, aku tak ingin seorangpun tau bahwa ada namamu di disini..
Akan ku umumkan pada dunia tentangmu ketika diantara kita tak ada batas lagi
Tak ada lagi ‘aku ‘ dan ‘kau’
Yang ada hanyalah ‘kita’

Tapi ku tak tau apakah ‘dia’ dalam takdirmu itu adalah aku. Atau mungkinkan seseorang yang lain?

Why I’m feeling so crazy of this kinda feeling?
Mengapa tidak saling memastikan
Adakah rasa yang tersisa
Jangan-jangan kita hanya salah mengira
Tak taukah kau bahwa ku masih setia
Memang biarkan Tuhan yang tau
Seberapa tersiksanya jiwa ini
Atas rindu yang kembali menerpa

Dulu ku sering gelisah atas perasaan ini
Yang pernah futur, mempertanyakan cerita yang sudah tertulis
Kataku "Segera pastikan kau mundur atau maju. Agar ku tak menunggu, agar seseorang yang lain pun bisa masuk tanpa ada rasa sungkan padamu"
Kau mundur atau maju?
Sekalipun hati dan air mata yang jadi korbannya setidaknya itu hanya diawal, sekali sakit, lalu kita sama-sama bisa melepaskan satu sama lain
Kau juga harus melepaskan ku
Ku bukan milikmu lagi

Tak pernah menjadi milikmu bahkan

Sudah, orang baik.. Kau akan menemukan jalanmu
Jalan terindah yang Allah siapkan untukmu dan keluargamu kelak
JanjiNya takkan pernah meleset, seseorang yang baik akan mendapat yang baik pula.
Hatimu tulus, suci.
Tanggalkan rasa itu lalu serahkan padaNya, sebaik-baik pengatur cerita.
InsyaAllah kita akan dipertemukan kembali di kabar bahagia
Entah ketika keluargamu dan keluargaku berdiskusi bersama tentang pesta kita
Atau ketika ku mengenalkan padamu tentang kehadiran dia



_________________________

Kamar Darul Maqomah, 28072019