Daaan tiba – tiba aku ingin membuat tulisan kecil ini setelah stalking profil fb 'hamba Allah' yang begitu mencintai kedua orang
tuanya, terutama ibu. Ku terhanyut dalam ceritanya, begitu sholeha dia hingga menginspirasi lahirnya coretan kecil ini daaan juga membuat air mata ini menetes dikala proses pembuatannya.
Kaulah yang menginspirasiku kakak, untuk menjadi anak yang
berbakti dan lemah lembut kepada kedua orangtua, untuk menjadi wanita yang
santun dan sholeha. Sungguh inikah maksut dari ketidakterimaanku di salah satu
sekolah kedinasan yang pernah aku perjuangkan mati - matian? Inikah rahasia
dibalik permohonanku untuk dipertemukan dengan orang – orang yang sholeh? Yaa, kubisa menerka bahwa inilah jawaban dari do’a yang kupanjatkan
dikala terjebak kebimbangan untuk meneruskan kuliah dimana. Setahun yang lalu ku berdo'a untuk diberikan yang terbaik saja menurut Allah, dipertemukan dengan lingkungan yang bisa merubahku menjadi lebih ichsan dan lebih dekat denganNya-hingga akhirnya kubisa duduk di bangku perkuliahan ini.
Mari kita mulai...
Hamba bukanlah orang yang pandai bermain kata namun kali ini
kumohon kabulkan do’a hambaMu ini ya Allah ya Rabbku.
Kusangat menyayanginya, mencintainya dan akan kulakukan
apapun untuk membuatnya bahagia meskipun dengan begitu aku harus tertatih
tatih dalam mewujudkannya. Ya Allah di malam yang indah ini, dengan ditemani sayup sayup angin
berhembus melewati jendela kamar kos ini, biarkan kubermunajat kepadaMu lewat
tulisan ini. ‘Sayangi bapak ibuku, kasihi mereka, panjangkanlah umurnya dan
jadikan waktunya sebagai kesempatan untuk menyimpan pundi – pundi amal
kebaikan, Panjenengan paringi kesehatan ingkang barokah, ampuni segala dosanya,
bukakanlah selalu pintu hidayah dan karomah kepadanya, istqomahkan mereka ya Allah
wahai Rabbku”.
karena,,
Mungkin selama ini bisa dikatakan aku belum bisa menjadi anak yang
baik, karena terkadang aku masih sering membuat kedua orangtuaku kesal karena sikapku ini, Tapi mungkin dengan dibuatnya corean kecil ini, bisa membuatku mengerem lidah dan sikapku ketika akan berbuat dan berbicara yang tidak sepantasnya diucapkan dan lakukan oleh seorang anak yang sholeha.. semoga bisa mengingatkanku akan pengikraran bahwa aku ingin menjadi anak yang bisa dibanggakan.
Hanya satu mohonku, jangan jadikan sakitku ini sebagai beban
kedua orangtuaku untuk bekerja kerus terus untuk membiayai pengobatanku, belum
lagi sekolah adikku, kuliahku-ya meskipun alhamdulillah kersane Gusti aku
mendapat beasiswa dari pemerintah untuk mengenyam bangku kuliah dengan biaya Rp
0,-
Ingin sekali kubisa seperti teman – teman yang pandai
memainkan kata – kata , membuat syair dan cerita indah tentang pengalamannya
dengan orang tercintanya (baca : orang tua). Kuingin sekali mengungkapkan pada
dunia-meskipun itu tak perlu jika dipikir pikir karena kasih sayang itu benar
benar terasa bukan karena kata kata namun lebih pada tindakan dan kebaikan apa
yang telah diajarkan kepada anaknya. Memang tidak ada manusia yang sempurna,
terlebih halnya orang tua yang sempurna, yang mampu mengerti segala kebutuhan
anaknya. Mereka juga manusia biasa yang memiliki keterbatasan, namun dari
usahanya untuk menjadi orang tua yang hebat bagi anaknya itu sudah lebih dari
cukup. Aku memiliki seorang bapak yang keras temperamen namun mudah luluh
hatinyaa. Ibuku, beliau adalah seseorang yang tidak bisa dikatakan keras namun
juga tidak dikatakan sabar. Emang adaklanya seseorang bisa keras dan lembut
sesuai situasi dan kondisi yang menempatkannya disana. Tapi hal yang aku banggakan
adalah, orang tuaku bisa membesarkanku hingga sekarang ini, hingga aku bisa
meneruskan kuliah yang mungkin bagi sebagian orang kuliah adalah hanya untuk
yang mampu dan berduit saja.
Prinsipnya bapak yang membuat hati ini berguncang hebat adalah apapun
untuk sekolahku bapak akan usahakan, aku mau apapun itu bapak akan
perjuangkan untuk mencari uang pokok itu yang bikin aku pinter. Soalnya apa? Bapak
itu dari orang miskin, yang Cuma lulusan smp kebahagiaan apa yang bisa melebihi
kebahagiaan seorang orangtua yang punya anak pinter tur genah. Dalam artian anak yang sholeha
dan pintar, yang mampu memahami orang tuanya. Karna tumpuan orang tua ya pada
anaknya. Sekarang memang bapak masih bisa kerja, tapi gimana lek pas bapak
sudah pensiun? Siapa yang ngasih makan ibu sama adik? Ini mumpung bapak masih
kuat akan diusahakan semaksimal mungkin demi sekolahku sing duwur, kalo
bisa berlanjut hingga ke jenjang s2. Di smt 1 aja bapak udah pengen beli jas,
katanya mau buat wisudaku. Sungguh ya Allah sedingin-dingin dan secuek-cueknya
aku, aku akan runtuhh juga air mataku mendengar itu. Namun sekuat tenaga aku
menahannya agar tidak tumpah, karena jika itu terjadi maka akan terjadi
tangis-tangisan dalam keluarku, karna notabene ibuk tidak begitu guat nahan
tangis.
surabaya, kamar kos, 09.02.2015 pukul 21:12