Tuesday, September 24, 2019


INDONESIA MEMANAS, MAHASIWA KEMBALI BERGERAK!


         Pekan ini menjadi pekan yang cukup panas. Demonstrasi terjadi dimana-mana. Tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Puncaknya yang di Surabaya, akan dilakukan pada tanggal 26 September 2019 dengan peserta aksi yang terdiri dari gabungan mahasiswa PTN/PTS se-Surabaya. Titik kumpul aksi yaitu di depan gedung DPRD Jatim dan diperkirakan akan mengerahkan 3.000 masa. Poin utama tuntutan yaitu menolak revisi UU KPK karena  dinilai akan melemahkan fungsi KPK. Padahal diketahui bersama di periode satu kepemimpinan Bapak Jokowi beliau menjanjikan untuk menguatkan KPK sebagai langkah untuk menjerat para koruptor.
Kita menyayangkan sikap Presiden yang masih kukuh dengan persetujuan awalnya yaitu, menyetujui RUU KPK. Artinya dengan tidak mengeluarkan perppu berarti tetap setuju dengan UU KPK. Sedangkan UU KPK sekarang kan masih konflik, bahkan di tengah masyarakat pun masih menjadi sebuah problematika. Kita sangat menyayangkan sikap presiden, tidak mau memberikan perppu," kata Dinno, Presiden Mahasiwa Universitas Trisakti yang dilansir dari laman news.detik.com

Surabaya memanas. Indonesia memanas.

Di sisi lain...
Tidak selalu aksi demonstrasi berujung dengan pertikaian antara polisi dan mahasiswa.
Tidak selalu polisi kontra dengan peserta aksi.
Semua orang itu baik.
Aku yakin semua pihak menginginkan kebaikan untuk indonesia.
Untuk itulah mereka turun dan menjalankan perannya masing-masin.g
Jikalau nanti ditemui ulah aparat yang bertindak represif terhadap peserta aksi atau peserta aksi yang merusak sarpras umum, bahkan melukai aparat kemungkinan besar mereka adalah oknum atau jika tidak mereka kurang memahami peran satu sama lain. Mungkin mereka lupa sebab apa mereka dipertemukan. Padahal mereka adalah satu tujuan, meski beda peran.
Untuk semua pihak, baik-baik ya. Jangan saling menyakiti satu sama lain.
Semoga tuntutan masyarakat melalui aksi yang dilakukan oleh adik-adik mahasiswa dikabulkan, semoga pemerintah disadarkan kembali untuk siapa mereka berjuang, masihkah menjadi wakil rakyat ataukah wakil dari hawa nafsu pribadi.

Dari kata orang political enthusiast padahal gasuka politik

___________________

Kantor, 25092019

Monday, August 26, 2019


[BELAJAR YAKIN dan SYUKUR]


Allah yang menggerakkan semuanya.
Tak pernah terbersit sebelumnya, perusahaan pertama tempatku bekerja bergerak di bidang yang sejak kuliah sangat kuhindari. Dulu aku kuliah di jurusan ekonomi Islam di salah satu universitas ternama di Jawa Timur. Sepanjang proses pembelajaranku aku terbiasakan bersikap picky terhadap bermacam jenis rezeki entah dalam bentuk beasiswa maupun pekerjaan.
Bagiku bekerja di bank konvensional adalah haram harga mati. Lalu terbersit niatan untuk bekerja di bank syariah. Memang ada ketertarikan sejak SMA untuk bekerja disana dan kebetulan topik skripsi juga membahas tentang bank syariah, namun dengan beberapa pertimbangan, bank syariah pun mulai kuhapus dari impian tempat kerjaku.
Ya, aku ingin bekerja di perusahaan saja. BUMN atau perusahaan swasta juga boleh. Singkatnya, aku melamar pekerjaan di salah satu perusahaan swasta dan tak lama setelah itu ada pengumuman bahwa aku diterima. HA? masyaAllah sekali pikirku. Dengan CV yang ala kadarnya kebut beberapa jam dengan status belum diwisuda, tidak ada pengalaman bekerja manapun (pernah magang sih tapi itu di kantor pemerintah yang kerjanya hanya input data)- dan aku diterima?!
Alhamdulillah, berarti salah satu impianku tak disadari terkabul. Yaitu  diterima kerja sebelum lulus. Pikirku ini bisa kubuat sebagai side activities sembari menyelesaikan tugas dosen untuk membuat jurnal. 2 bulan kurasa cukup untuk menyelesaikan jurnal tersebut. Dan aku bisa resign lalu kembali ke kampung halaman.
Rencana hanyalah rencana.
Semua berubah ketika ku mulai masuk bekerja. Kaget bukan kepalang. Alih-alih untuk mengerjakan jurnal, sepulang kerja saja rasanya sudah tepar. Hafalanku mulai kacau. Jadwal taklimku mulai memperlihatkan penurunan. Hasrat untuk mengikuti taklim terkadang terkalahkan dengan rasa letihnya bekerja. Kau tahu? Salah satu perusahaan yang dimiliki oleh orang yang mendireksi-i perusahaan yang ku lamar adalah bergerak di bidang manufaktur dimana produknya adalah yang dimakruhkan dalam Islam! (Pendapat lain produk tersebut adalah haram).
:”) tak pernah terbayangkan sebelumnya. Hari kedua bekerja hasrat untuk resign mulai muncul.
Sampai detik ini, H-5 satu tahunnya aku bekerja disini, keinginanku masih sama 'ingin resign secepatnya'.

Sudah banyak orang yang mengetahui akan niatku untuk resign, dari rekan kerja, sobat kamar, teman kuliah, keluarga bahkan salah satu ustadzku. Tak sengaja aku bercerita tentang keinginanku untuk keluar, lalu beliau memberikan amalan doa. Seperti ini doanya :

رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ

لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا

Rabbi ‘adkkhilniy mudkhala Sidqin wa’khrijniy mukhraja Sidkhin waajal liy min ladunka sultanan nashiira



Artinya: “Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar, dan keluarkanlah pula aku secara keluar yang benar. Dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan (pemimpin) yang menolong.” (Al-Isra’: 80)
Beliau berpesan agar aku membaca doa ini setelah sholat tahajud.
Memang sampai saat ini aku belum juga bisa keluar dari sini. Tapi dari perjalanan hingga saat ini, aku jadi banyaak mendapatkan pelajaran kehidupan. Tentang arti sebuah perjuangan orang tua dalam mencari nafkah yang halal , tantangan iman (apakah kita tetap bisa lurus disaat melihat kemunkaran didepan mata) , dsb. Intinya aku jadi bisa menghargai banyak hal :) dan tidak terlalu mudah judging terhadap sesuatu.
Ya, terkadang kita butuh berada diluar zona nyaman hanya untuk mengetahui seberapa kuat kemampuan (iman) kita. Nikmat terasa nikmat dikala nikmat itu dicabut. Suatu hal yang biasa bagi kita, misal kemudahan dalam menjalankan sholat jamaah, hafalan, mengikuti taklim, akan terasa benar-benar menjadi sebuah kenikmatan dikala kita tak memiliki kesempatan untuk melakukan itu semua dengan mudah dan nyaman.
 ---------------------
Sdd, 260819

Sunday, July 28, 2019



DALAM DIAM


Mengapa tak berbicara kala kesempatan itu ada
Mengapa tak menyapa ketika jarak tersedia
Mungkinkah.. kita sedang dijaga
Dari rasa yang tak semestinya
Atau memang kita tak tertakdir bersama

Dalam diamku
Dalam doaku
Ku memohon izin telah lancang menyebut namamu
Nama yang tak pernah berani kuucapkan kepada siapapun
Karena kuingin nama itu keluar ketika
Janji suci selesai diikrarkan
Namun apa benar aku terbaik untukmu?
Apa benar kau terpilih untukku?

Karenanya ku tak berani mendahului
Takdir Penciptaku
Karena kau masih menjadi sesuatu yang tak pasti

Mengapa kau singgah tanpa berucap sapa?
Bukan, itu bukan salahmu. Salahku memang.
Karena memilih diam.
Tapi..
Memang apa yang bisa kulakukan selain diam?
Tidak tahu, aku tak ingin seorangpun tau bahwa ada namamu di disini..
Akan ku umumkan pada dunia tentangmu ketika diantara kita tak ada batas lagi
Tak ada lagi ‘aku ‘ dan ‘kau’
Yang ada hanyalah ‘kita’

Tapi ku tak tau apakah ‘dia’ dalam takdirmu itu adalah aku. Atau mungkinkan seseorang yang lain?

Why I’m feeling so crazy of this kinda feeling?
Mengapa tidak saling memastikan
Adakah rasa yang tersisa
Jangan-jangan kita hanya salah mengira
Tak taukah kau bahwa ku masih setia
Memang biarkan Tuhan yang tau
Seberapa tersiksanya jiwa ini
Atas rindu yang kembali menerpa

Dulu ku sering gelisah atas perasaan ini
Yang pernah futur, mempertanyakan cerita yang sudah tertulis
Kataku "Segera pastikan kau mundur atau maju. Agar ku tak menunggu, agar seseorang yang lain pun bisa masuk tanpa ada rasa sungkan padamu"
Kau mundur atau maju?
Sekalipun hati dan air mata yang jadi korbannya setidaknya itu hanya diawal, sekali sakit, lalu kita sama-sama bisa melepaskan satu sama lain
Kau juga harus melepaskan ku
Ku bukan milikmu lagi

Tak pernah menjadi milikmu bahkan

Sudah, orang baik.. Kau akan menemukan jalanmu
Jalan terindah yang Allah siapkan untukmu dan keluargamu kelak
JanjiNya takkan pernah meleset, seseorang yang baik akan mendapat yang baik pula.
Hatimu tulus, suci.
Tanggalkan rasa itu lalu serahkan padaNya, sebaik-baik pengatur cerita.
InsyaAllah kita akan dipertemukan kembali di kabar bahagia
Entah ketika keluargamu dan keluargaku berdiskusi bersama tentang pesta kita
Atau ketika ku mengenalkan padamu tentang kehadiran dia



_________________________

Kamar Darul Maqomah, 28072019

Tuesday, March 26, 2019




Beberes draft dan menemukan tulisan ini. Sebenernya malu untuk dipost, karena bahasanya yang masyaAllah acakadut bin alay. Tapi sayang untuk dibuang. Itung-itung buat bacaan sendiri kalau pas lagi pengen nostalgia sama kehidupan kampus hehe..

Ini tulisan tanggal 23 Januari 2018..

(Tidak dipersilahkan) untuk dibaca..


       Hari ini 23 Januari 2018, aku bimbingan dengan dosen skripsi untuk yang ketiga. meskipun molor 1 hari dari deadline yang kubuat. bisa dibilang cukup nekat karena ku belum sepenuhnya membaca jurnal keempat dan kelima dengan penuh penghayatan. tidak seperti jurnal pertama yang kubaca berulang-ulang sampai otak dan mataku panas. plus dengan kekhawatiran, ketakutan kalau aku tidak bisa mempresentasikan hasil review jurnal itu dengan baik :(
     Dari cerita kawan-kaan sesama dosbing, rasanya aku ingin menyerah saja. istilahnya "takut sebelum berperang". muncul perasaan "anak dosbing beliau lho keren-keren. emang udah pinter dari sononya. lha diriku mah apa? aku ngga suka baca kayak mereka. ngomongku juga ngga selancar dan secepat mereka yang memang udah terbiasa ikut paper, sering ngomong (karena BLM), dan lain sebagainya.
   Rasanya maju mundur maju mundur. aku tipe orang yang suka tantangan. ketika keluar pengumuman tanda diterimanya proposal yang diajukan, rasanya aku ingin bersujud syukur. akhirnya setelah 4x ditolak judul praposku diterimaa. MasyaAllah senangnya. tapi setelah liat nama dosen pembimbingnya "deg", is it really?" aku kan MKI kok bisa dapet pak xxxx?! ngga salah taa. dosen yang kuhindari ketika ku menentukan pilihan konsentrasi akhirnya Allah pilihkan menjadi dosbingku.

Okay no problem. bukan fajrina kalau mundur sebelum perang. bukan fajrina namanya kalau mundur dari tantangan. BISMILLAH! hm itu... 20% percaya diri, 70%nya mencoba menghibur dan menguatkan diri.

lebay?

Ya soalnya aku jarang interaksi sama beliau. dan aku melihat beliau sebagai sosok yang W.O.W

oke.

Kembali ke hari ini.
Pertemuanku sebelumnya, aku diminta untuk mereview dan merangkum 5 jurnal ke dalam tabel. selain itu aku diminta untuk melengkapi data total aset perbankan konvensional dan syariah di Indonesia dan Malaysia. hehe karena waktu itu aku hanya mencari TA masing-masing 5 bank. jadi total 20 bank. karena mencari data TA tak se-menjenuhkan mereview jurnal akhirnya ku selesaikan data-data itu terlebih dahulu.
akhirnya terkumpul TA dari 39 bank yang terdiri dari bank konven dan bank syariah di Indo dan Malaysia.
          Setelah dirasa liburan selama 5 minggu cukup (parahhh mah ini), akhirnya mulai cari-cari deh  3 jurnal. kan diminta 5 jurnal sedangkan aku udah pernah review 2 jurnal, jadi cukup cari 3 aja.
padahal yang diminta 5 jurnal baru .__.
kemudian kutaruhlah ke dalam tabel.

dan ternyata hari H.

Yang diliat jurnalnya hanya 1 :" tapi ditanya2in (seperti biasanya aku masih lemah dalam hal menganalisis). padahal sebelumnya aku cukup yakin mengetahui sebagian besar isi jurnal tersebut. tapi entahlah, mungkin karena beliau udah bener2 jadi "suhu", hal yang ditanyakan tidak sesuai dengan yang kusiapkan. mungkin ini kali ya bumbu-bumbu merindukan skripsi itu.

Alhamdulillah, aku teringat dengan doaku dulu. aku punya keingina untuk bisa dibina oleh beliau. beliau sangat welcome dengan mahasiswanya yang tertarik untuk menulis, khususnya menulisi paper.
namun keinginan itu hanya sekedar keinginan, aku belum siap untuk membaca-membaca jurnal yang bejibun gitu. akhirnya aku kalah dengan hawa nafsuku.
tenyata Allah memudahkan jalanku, Allah memberikanku surprise dengan dijadikannya beliau sebagai dosbingku. jadi teringat dengan petuah "Allah pasti mengabulkan doa (baik) hambaNya. entah sesuai dengan yang kita harapkan atau bahkan lebiih indah dibanding sangkaan kita". Karena sesungguhnya apa yang menurut kita baik belum tentu menurutNya juga baik.
and I believe that.


bersambung.....

____________

Surabaya, 23012018
di kamar tercinta, Darul Muqomah~



catatan kecil

[ PEJUANG KEBENARAN ] 

Ada mereka yang berjuang mati-matian agar kebenaran terungkap. Disaat keamanan atas dirinya terancam. Hanya mereka yang tertanam kuat dalam hatinya bahwa hidup mati dan rezeki sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa-yang sanggup bertahan dan terus berjalan. Semoga Tuhan senantiasa menguatkan, mengkokohkan langkah dan pundakmu untuk berjuang di jalan yang banyak orang hindari.


Teruntuk para pejuang penegak keadilan. Terkhusus Bapak-Ibu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Kuatlah. Berdirilah dengan gagah. Ada Sang Maha Kuat menyertaimu. Selalu.

Dariku, yang terinspirasi olehmu..

___________________________

Surabaya, 26032019